Jumat, 11 Mei 2012

Saya Babu yang Peduli

liat di internet, eh mayan jadi cover.. (ga ada hubungannya sih, cuma kata 'membantunya yang cocok)








Kepedulian, mungkin sama artinya dengan Membantu.. 

Hahahaha, bawaan sifat saya sebagai anak sulung untuk selalu memperhatikan kesulitan yang dialami anggota keluarga. Hal itu terbawa sampai komunitas organisasi yang saya ikuti, setiap ada kepanitiaan (terlebih jika butuh bantuan) selalu saya bantu. Sampai pernah saya mengonsep acara kunjungan ke panti jompo sendirian, karena itu sudah menjadi tanggung jawab saya (bayangin padahal diinfus 2 hari, tapi terus ngesms apa yang harus dikerjakan), walau masih sakit tetap maksain bareng nyokap (mamaku tersayang) belanja ke pasar. sampai akhirnya bokap jadi ga tega (walau agak marah ke saya) cuti kerja sehari untuk membantu saya dan nyokap memasak (thank you very much Mom and Dad). Saya merangkap (Double Job) jadi Desainer publikasi sekaligus sebagai Sekretaris, karena teman saya yang menjadi sekretaris sebelumnya sangat sibuk, dan saya kasihan sekali melihat kesulitannya. Walau saya jadi jauh lebih sibuk, disamping saya juga memiliki posisi sebagai ketua di kepanitiaan yang lain. 

Hahahaha, cukup ketawa aja.

kadang saya terlalu peduli dengan orang lain, sehingga melupakan rutinitas atau waktu saya sendiri. seperti membuat proposal padahal saya sedang UTS, membuat Buletin saat saya sedang UAS( Maaf Mami kalo IPku terasa Jeblok semester kemarin, aku ga sanggup ngasih tau ke Mami. maaf anak sulungmu yang ga berguna ini T_T ), Sendirian ngonsep dan ngurus logistik saat ada acara jalan-jalan hiking dan nginap di Matamori (barudak kelas), ga tidur untuk memenuhi target kerja, nyisihkan sebagian uang mingguan untuk bikin acara makan-makan gratis (walau ga seberapa tapi lumayanlah mencekik mingguan saya yang ga seberapa juga), beres-beres (sendirian, kadang dibantu), dan lain daripada yang lain.. (panjang ya? bukan mau gimana ya, tapi mau curhat. baca aja, jangan protes :p).

kadang, sadar-ga sadar saya sudah melupakan saya sendiri. terlalu perduli dengan kesulitan orang lain, walau  seringkali saya sangat dikecewakan karena saya sering dilupakan. kadang disudutkan jika dalam beberapa kesempatan 'nggak membantu' (mungkin sudah terbiasa dengan 'Vincent sang Babu'), disaat saya sedang sibuk dengan hal lain. jika saya membutuhkan sesuatu (bantuan gitu dalam kepanitiaan) banyak alasan, kayak sibuk tugas dll, padahal saya sendiri berusaha maksimal jika membantu mereka(dan selalu bilang iya). Hahaha, tragis memang.

"Membantu itu Peduli, Peduli untuk Berkorban"

Hampir semua saya bantu, walau sangat membebani diri saya sendiri. walau saya harus berkorban yang lebih hebat. (nasib sifat anak sulung, kadang jadi tumpuan beban semua saudara.. jadi terbawa pada diri saya sekarang). Saya jadi sakit-sakitan karena banyak beban pikiran (entah teman, keluarga, kerjaan, dll), mengurung diri (kayak orang gila deh, hahaha).

Dramatisasi saya sedang minum VSOP (kok botol sirop sih?)



Bahkan orang yang saya kira dekat dengan sayapun takut melihat saya (asa tragis), makin suram deh.. atau saya aja yang ngerasa deket padahal sebenernya saya ini temen jauh.






saya dilihat kayak pesakitan, orang buangan, atau kata mereka, 'Manusia Komputer'

Mungkin keliatan kayak gini ya wajah saya?
Akhirnya terasa sangat cape, saat mengharap bantuan yang ga pernah datang (kayak korban banjir aja).  saat sendiri banget itu, akhirnya mau coba curhat sama 2 temen Biroku. setelah obrolan panjang 3 jam, akhirnya saya plong (makasih ya A and P), dan ngobrol sama A (ditempat terpisah) akhirnya sampai konklusi:

"peduli ga peduli, ya ga usah peduli soalnya
           ga peduli ya peduli amat."


Mulai Belajar memahami diri sendiri, memanjakan diri sendiri. walau agak berat hati, biarkan beban ini pergi. biarkan sang error itu akan datang dan memberi pelajaran. (atau siklusnya musti gini ya, musti ada sang error yang menghajar baru pada ngerti).

Kadang orang itu hanya melihat jasa besar (walau hanya sekali) dan sangat melupakan jasa kecil yang rutin (malah dianggap jadi kewajiban).


Saya merasa saya dibutuhkan dan memberi bantuan. tapi saat saya membutuhkan saya dilupakan, hahaha..

Sadar ga sadar saya terperangkap jurang tanpa satupun memberi bantuan. Saya sendirian dan butuh teman (lebay gak sih)

Konklusi:
Hai teman. Saya, sang Pria berjasa kecil merasa muak diabaikan. Pria berjasa kecil yang sudah cape dijadikan babu, maaf jika saya terasa tak pantas namun saya muak diabaikan. muak selalu dianggap sebagai babu. 
Maaf ya.

0 comments: